Kamis, 16 Februari 2017

Harga Pokok Proses - Pengantar

MAKALAH
“HARGA POKOK PROSES - PENGANTAR”
(Makalah ini disajikan sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Biaya)





Disusun Oleh :
1.      Ani Juliati                                                (153613818951)
2.      Vanny Ariani Soro                                 (153613818923)
3.      Widhi Kusuma Ngesti                            (153613818935)


Dosen pengapu :
Khojanah Hasan, SE,.MM.Ak. CA.

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Akuntansi Biaya “ Meode Harga Pokok Proses-Pengantar” ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Biaya di program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi pada Universitas Widyagama Malang . Selanjutnya kami  mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Khojanah Hasan, SE,.MM.AK CA selaku dosen pembimbing dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
 Malang, 5 Oktober 2016


Penyusun












BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara masal. Di dalam metode ini,biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
            Dengan adanya proses ini, maka dapat menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.Padasaatmanajemen dituntut untuk membuat peertanggung jawaban laporan periodek, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan lapora laba rugi. Metode harga pokok proses produk diolah melalaui satu departemen produksi dan lebih dari satu departemen produksi.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa perbedaan metode harga proses dengan metode harga pokok pesanan?
2.      Bagaimana metode harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen produksi?
3.      Bagaimana metode harga pokok proses produk diolah melalui dua departemen produksi?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui perbedaan metode harga proses dengan metode harga pokok pesanan
2.      Metode harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen produksi
3.      Metode harga pokok proses produk diolah melalui dua departemen produksi







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perngertian Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses adalah metode penentuan harga produk dengan cara mengumpulkan biya produksi yang terjadi dalam suatu periode tertentu, kemudian dibagikan sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode bersangkutan.
Perusahaan yang memiliki karakteristik proses produksi seperti tersebut diatas adalh perusahaan manufaktur antara lain pabrik semen, pabrik tekstil, terigu, gula, dan lain – lain.
Metode harga pokok proses diterapkan pada perusahaan manufaktur yang karakteristik proses produksinya adalah :
1.      Sifat produksinya continue (terus menerus)
2.      Tujuan produksinya mengisi persediaan gudang
B.     Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah :
1.)    Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2.)    Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3.)    Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
C.    Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan
Perbedaan diantara 2 metode pengumpulan biaya tersebut terletak pada :
a)      Pengumpulan biaya produksi
b)      Perhitungan harga pokok produksi per satuan
c)      Penggolongan biaya produksi
d)     Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik
No
Harga Pokok Pesanan
Hrga Pokok Proses
1.
Biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan/ berdasarkan pesanan
Biaya dikumpulkan untuk setiap departemen produksi per periode akuntansi
2.
Menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cari membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan
Menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selam periode yang bersangkutan
3.
Biaya produksi dipisah menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung dan biaya overhead pabrik
Biaya produksi digolongkan menjadi biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
4.
BOP terdiri dari biaya bahan penolong, BTKTL, dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku dan BTKL. BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka
BOP terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya penolong dan biaya tenaga kerja. BOP dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.

D.    Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :
1.      Menentukan harga jual produk
Dalam penerapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di samping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya. Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur – unsur biaya berikut ini :

Taksiran biaya bahan baku                                                                  xxx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung                                                  xxx
Taksiran biaya overhead pabrik                                                          xxx +
Taksiran biaya produksi                                                                      xxx

Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula penetapan harga jual berikut ini :
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu                        xxx
Taksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu                  xxx +
Taksiran total biaya untuk jang waktu tertentu                                  xxx
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu                        xxx :
Taksiran harga pokok produk per satuan                                            xxx
Laba per unit produk yang diinginkan                                                xxx +
Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli           xxx

2.      Memantau realisasi biaya produksi
Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah di putuskan untuk di laksanakan , manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelakasanaan rencana produksi tersebut . Oleh karena itu , akuntasi biaya diigunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang di keluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang di perhitungkan sebelumnya . Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu dilakukan dengan formula berikut ini :
Biaya produksi sesungguhnya  bulan .....
Biaya bahan baku sesungguhnya                                            xxx
Biaya tenaga kerja sesungguhnya                                           xxx
Biaya overhead pabrik sesungguh nya                                    xxx      +
Total biaya produksi sesungguhnya bulan                              Rpxx
3.      Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu
Informasi laba atau rugi bruto periodek diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi . Oleh karena itu , metode harga pokok proses di gunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna untuk menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap priode .  Laba atau rugi tiap periode di hitung sebagai  berikut  : 


Hasil penjualan                                                                                                      Rpxx
Persediaan produk dalam proses awal                                          Rpxx
Persediaan produk dalam proses awal                              Rpxx
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku sesungguhnya              Rpxx
Biaya TKL sesungguhnya                         Rpxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya        Rpxx+
Total biaya produksi                                                         Rpxx +           
                                                                                          Rpxx
Persediaan produk dalam proses akhir                              Rpxx   -
Harga pokok produksi                                                                  Rpxx +
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual                          Rpxx
Persediaan produk jadi akhir                                                        Rpxx –
Harga pokok produk yang di jual                                                                                     Rpxx
Laba bruto                                                                                                             Rpxx

4.      Menentukan harga pokok persediaan  produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik , manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan labarugi . Didalam neraca , manajemen harus menyajikan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses . Untuk tujuan , tersebut manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya tiap periode . Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku di jual pada tanggal neraca di sajiakn dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi .

E.     Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam pengumpulan biaya produksi, berikut ini disajikan contoh penggunaan metode harga pokok proses yang belum memperhitungkan dampak adanya persediaan produk dalamproses awal. Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses berikut ini :
1.      Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi
2.      Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi
3.      Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terdapat perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan :
-          Produk hilang pada awal proses
-          Produk hilang pada akhir proses

a)      Metode harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen produksi
Untuk dapat memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses, berikut diuraikan contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk dalam proses awal periode.
Contoh :
PT Surya Abadi mengola produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Oktober 2015 disajikan sebagai berikut:
Biaya bahan baku                                                                    Rp. 4.600.000
Biaya bahan penolong                                                             Rp. 2.300.000
Biaya tenaga kerja                                                                   Rp. 11.000.000
Biaya overhead pabrik                                                            Rp. 15.2600.000

Total biaya produksi                                                                           Rp. 33.1600.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bukan tersebut adalah :
Produk jadi                                                                             2.100 unit
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut:
            Biaya bahan baku : 100%
Biaya bahan penolong : 100%
Biaya tenaga kerja : 50%
Biaya overhead pabrik : 40%                                      200 unit
Bulan Oktober 2015
Masuk ke dalam proses                       2.300 unit
Produk jadi                                         2.100 unit
Produk dalam proses                           200 unit

Untuk menghitung biaya persatuan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, perlu dihitung unit ekuivalensi bulan Oktober 2015 dengan cara sebagai berikut
1.      Biaya bahan baku >>>> 2.100 x (100% x 200) = 2.300
2.      Biaya Bahan penolong >>>> 2.100 x (100% x 200) = 2.300
3.      Biaya tenaga kerja >>>> 2.100 x (50% x 200) = 2.200
4.      Biaya overhead parbrik >>>> 2.100 x (40% x 200) = 2.18


Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan
Unsur biaya produksi
Total Biaya
Unit Ekuivalensi
Biaya Produksi per satuan
(1)
(2)
(3)
(2) : (3)
Bahan Baku
Rp. 4.600.000
2300
Rp. 2.000
Bahan Penolong
Rp. 2.300.000
2300
Rp. 1.000
Tenaga Kerja
Rp. 11.000.000
2200
Rp. 5.000
Overhead Pabrik
Rp. 15.260.000
2180
Rp. 7.000
Total
Rp. 33.160.000

Rp. 15.000
           
Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi Dan Persediaan Produk Dalam Prose

Harga pokok produk jadi : 2.100 x Rp.15.000

Rp.31.500.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses:


           BBB : 100% x 200 x Rp. 2.000
Rp.400.000

           BBP : 100% x 200 x Rp. 1.000
Rp.200.000

           BTK : 50% x 200 x Rp. 5.000
Rp.500.000

           BOP : 40% x 200 x Rp. 7.000
Rp.560.000



Rp.1.660.000
Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2015

Rp.33. 160.000

Catatan :         
1.      BBB = Biaya bahan baku
2.      BBP = Biaya bahan penolong
3.      BTK = Biaya tenaga kerja
4.      BOP = Biaya overhead pabrik
PT. Surya Abadi
Laporan Biaya Produksi Bulan Oktober 2015

Data Produksi


Dimasukkan dalam proses

2.300 unit
Produk jadi yang ditransfer ke gudang

2.100 unit
Produk dalam proses akhir

200
Jumlah produk yang dihasilkan

2.300 unit

Biaya yang dibebankan  dalam bulan Oktober

Total

Per Unit
Biaya bahan baku
Rp. 4.600.000
Rp. 2000
Biaya bahan penolong
Rp. 2.300.000
Rp. 1000
Biaya tenaga kerja
Rp. 11.000.000
Rp. 5000
Biaya overhead pabrik
Rp. 15.260.000
Rp. 7000

Rp. 33.160.000
Rp. 15.000

Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang


2.100 unit @ Rp. 15.000

Rp. 33.160.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir


Biaya bahan baku
Rp. 400.000

Biaya bahan penolong
Rp. 200.000

Biaya tenaga kerja
Rp. 500.000

Biaya overhead pabrik
Rp. 560.000



Rp. 1.660.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam bulan Oktober


Rp. 33.160.000

Jurnal :
1.      Mencatatat biaya bahan baku
BDP-BBB                   Rp. 4.600.000
            Persd. BB                    Rp. 4.600.000
2.      Mencatat biaya penolong       
BDP-BBP                   Rp. 2.300.000
            Persd. BB                    Rp. 2.300.000

3.      Mencatat biaya tenaga kerja
BDP-BTK                   Rp. 11.000.000
Gaji dan Upah                         Rp. 11.000.000

4.      Mencatat biaya overhead pabrik
BDP-BOP                               Rp. 15.260.000
            Berbagai rek. Yg di Kredit     Rp. 15.260.000

5.      Menghitung harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persd. BJ (produk jadi)
            BDP-BBB (2.100 X Rp. 2.000)                     Rp. 4.200.000
            BDP-BBP (2.100 X Rp. 1.000)                      Rp. 2.100.000
            BDP-BTK (2.100 X Rp. 5.000)                      Rp. 10.500.000
BDP-BOP (2.100 X Rp. 7.000)                      Rp. 14.700.000

6.      Mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah pada akhir bulan Oktober 2015
Persd. BDP                             Rp. 1.660.000
            BDP-BBB                               Rp. 400.000
            BDP-BBP                               Rp. 200.000
            BDP-BTK                               Rp. 500.000
            BDP-BOP                               Rp. 700.000



b)     Metode harga pokok proses – produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi
Contoh perhitungan biaya produksi per satuan, jika produk diolah melalui dua departemen produksi, dapat diikuti dalam contoh 2 berikut ini :

Contoh 2
PT. Army memiliki dua departemen produksi yaitu departemen A dan departemen B untuk menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Agustus 2016 adalah :

Dep A
Dep B
Dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Dep. B
Produk selesai yang ditransfer ke Gudang
Produk dalam proses akhir bulan
Biaya yang dikeluarkan bln Agustus 2016 :
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead Pabrik
Tingkat Penyelesaian produk dalam proses akhir:
Biaya Bahan Baku
Biaya Konversi
1000 kg
800 kg

200 kg

Rp. 120.000
Rp. 184.000
Rp. 138.000


100 %
60 %


650 kg
150 kg

Rp. 64.000
Rp. 187.500
Rp. 112.500


100%
66 2/3 %
Penyelesaian Departemen A:
1.      Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Departemen A
Unsur Biaya Produksi
(1)
Total Biaya
(2)
Unit Ekuivalen
(3)
Biaya Produksi per Kg
(2) : (3)
Biaya Bahan Baku
Rp. 120.000
800 + (100% x 200) = 1000
Rp. 120
Biaya Tenaga Kerja
Rp. 184.000
800 + (60% x 200) = 920
Rp. 200
Biaya Overhead Pabrik
Rp. 138.000
800 + (60% x 200) = 920
Rp. 150
Total
Rp. 442.000

Rp. 470
2.      Setelah biaya produksi per satan dihitung, Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer oleh Departemen A ke Departemen B dan harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen A pada akhir bulan Agustus 2016 sebagai berikut :
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep B : 800 x Rp. 470 =     Rp. 376.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
BBB : 100% x 200 x Rp. 120             = Rp. 24.000
BTK : 60 % x 200 x Rp. 200              = Rp. 24.000
BOP : 60 % x 200 x Rp. 150              = Rp. 18.000 +
Rp. 66.000 +
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan Agustus 2016                    Rp. 442.000
3.      Perhitungan tersebut di atas kemudian disajikan di dalam Laporan Biaya Produksi :
PT. ARMY
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Agustus 2016
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses                                                                                                1000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang                                                                            800 kg
Produk dalam proses akhir                                                                                               200 kg
Jumlah produk yang dihasilkan                                                                                        1000 kg
Biaya yang dibebankan Departemen A dalam bulan Agustus 2016    Total                   Per Kg
Biaya Bahan Baku                                                                      Rp. 120.000         120
Biaya Tenaga Kerja                                                                    Rp. 184.000         200
Biaya Overhead Pabrik                                                               Rp. 138.000         150
Jumlah                                                                                         Rp. 442.000         470
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B 800 x Rp. 470 =             Rp. 376.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya Bahan Baku                                                                    Rp. 24.000
Biaya Tenaga Kerja                                                                   Rp. 24.000
Biaya Overhead Pabrik                                                             Rp. 18.000
                                                                                                                                       Rp. 66.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen A bualn Agustus 2016             Rp. 442.000

4.      Jurnal Pencatatan Biaya Produksi  Departemen A
Berdasarkan informasi dalam laporan biaya produksi Departemen A tersebut, biaya produksi yang terjadi dalam Departemen A dalam bulan Agustus 2016 dicatat dengan jurnal berikut ini :
a.       Jurnal untuk mencatat Biaya Bahan Baku
Barang Dalam Prose – Biaya Bahan Baku Dep. A                 Rp. 120.000
Persediaan Bahan Baku                                                               Rp. 120.000
b.      Jurnal untuk mencatat Biaya Tenaga Kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. A           Rp. 184.000
Gaji dan Upah                                                                                          Rp. 184.000
c.       Jurnal untuk mencatat Biaya Overhead Pabrik
Brang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. A          Rp. 138.000
            Berbagai rekening yang dikredit                                                         Rp. 138.000
d.      Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Departemen A ke Departemen B :
BBB : 800 x Rp. 120 = Rp. 96.000
BTK : 800 x Rp. 200 = Rp. 160.000
BOP : 800 x Rp. 150 = Rp. 120.000
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Dep. B               Rp. 376.000
            Barang Dalam Prose – Biaya Bahan Baku Dep. A                             Rp. 96.000
            Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja  Dep. A                       Rp. 160.000
            Brang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. A                      Rp. 120.000
e.       Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam Departemen A pada akhir bulan Agustus 2016
Persediaan Produk Dalam Proses Departemen A                   Rp. 66.000
            Barang Dalam Prose – Biaya Bahan Baku Dep. A                             Rp. 24.000
            Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja  Dep. A                       Rp. 24.000
            Brang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. A                      Rp. 18.000






Penyelesaian Departemen B:
1.      Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Departemen B
Unsur Biaya Produksi
(1)
Total Biaya
(2)
Unit Ekuivalen
(3)
Biaya Produksi per Kg
(2) : (3)
Biaya Bahan Baku
Rp. 64.000
650 + (100% x 150) = 800
Rp. 80
Biaya Tenaga Kerja
Rp. 187.500
650 + (66 2/3% x 150) = 750
Rp. 250
Biaya Overhead Pabrik
Rp. 112.500
650 + (66 2/3% x 150) = 750
Rp. 150
Total
Rp. 364.000

Rp. 480

2.      Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Produk dalam Proses Departemen B
Harga pokok produk selesai yang ditransfer Departemen B ke Gudang :
Harga pokok dari Dep A : 650 x Rp. 470 =                    Rp. 305.500
Biaya yang ditambahkan oleh DepB: 650 x Rp. 480 =   Rp. 312.000
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer
Dep B ke Gudang 650 x Rp. 950 =                                                         Rp. 617.500
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Harga pokok dari Dep. A: 150 x Rp. 470 =                    Rp. 70.500
Biaya yang ditambahkan oleh Dep. B:
BBB : 100% x 150 x Rp. 80               = Rp. 12.000
BTK : 66 2/3 % x 150 x Rp. 250        = Rp. 25.000
BOP : 66 2/3 % x 150 x Rp. 150        = Rp. 15.000 +
Rp. 52.000 +
Total harga pokok persediaan produk dalam proses Dep B                           Rp. 122.500
Jumlah biaya produksi kumulatif Dep B bulan Agustus 2016                 Rp. 740.000







3.      Perhitungan tersebut di atas kemudian disajikan di dalam Laporan Biaya Produksi :

PT. ARMY
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Agustus 2016
Data Produksi
Diterima dari departemen A                                                                                             800 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang                                                                            650 kg
Produk dalam proses akhir                                                                                               150 kg
Jumlah produk yang dihasilkan                                                                                        800 kg
Biaya komulatif yang dibebankan Dep B dalam bulan Agustus 2016                           
                                                                                                             Total                    Per Kg
Harga pokok dari Dep. A (1000 kg)                                                   Rp. 470.000          470
Biaya yang ditambahkan Dep. B
Biaya Bahan Baku                                                                      Rp. 64.000           80
Biaya Tenaga Kerja                                                                    Rp. 187.500         250
Biaya Overhead Pabrik                                                               Rp. 112.500         150
Jumlah biaya yang ditambahkan Dep B                                              Rp. 364.000         480
Total biaya komulatif Dep B                                                               Rp. 834.000         950
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Gudang
650 x Rp. 950                                                                                                       Rp. 617.500
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari Dep A 150 x Rp. 470                                            Rp. 70 500
Biaya yang ditambahkan Dep B:
Biaya Bahan Baku                                                                    Rp. 12.000
Biaya Tenaga Kerja                                                                   Rp. 25.000
Biaya Overhead Pabrik                                                             Rp. 15.000
                                                                                                                                       Rp. 122.500
Jumlah biaya produksi komulatif yang dibebankan Dep B bualn Agustus 2016          Rp. 740.000

5.      Jurnal Pencatatan Biaya Produksi  Departemen A
Berdasarkan informasi dalam laporan biaya produksi Departemen B tersebut, biaya produksi yang terjadi dalam Departemen B dalam bulan Agustus 2016 dicatat dengan jurnal berikut ini :
a.       Jurnal untuk mencatat Penerimaan produk dari Dep A
BBB : 800 x Rp. 120 = Rp. 96.000
BTK : 800 x Rp. 200 = Rp. 160.000
BOP : 800 x Rp. 150 = Rp. 120.000
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Dep. B               Rp. 376.000
            Barang Dalam Prose – Biaya Bahan Baku Dep. A                             Rp. 96.000
            Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja  Dep. A                       Rp. 160.000
            Brang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. A                      Rp. 120.000
b.      Jurnal untuk mencatat Biaya Bahan Baku
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Dep. B               Rp. 64.000
Persediaan Bahan Baku                                                                            Rp. 64.000
c.       Jurnal untuk mencatat Biaya Tenaga Kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. B              Rp. 187.500
Gaji dan Upah                                                                                          Rp. 187.500
d.      Jurnal untuk mencatat Biaya Overhead Pabrik
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. B        Rp. 112.500
Berbagai rekening yang dikredit                                                              Rp. 112.500
e.       Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Dep. B ke gudang:
BBB : 650 x (Rp. 470 + Rp. 80)         = Rp. 357.500
BTK : 650 x Rp. 250                         = Rp. 162.500
BOP : 650 x Rp. 150                          = Rp. 97.500
Persediaan Produk Jadi                                                           Rp. 617.500
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Dep. B                                Rp. 357.500
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. B                               Rp. 162.500
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. B                         Rp. 97.500
f.       Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioalah dalam Dep. B pada akhir bulan Agustus 2016 :
BBB: Rp. 70.500 + Rp. 12.000 = Rp. 82.500
Persediaan Produk Dalam Proses – Dep. B                            Rp. 122.500
            Barang Dalam Prose – Biaya Bahan Baku Dep. B                             Rp. 82.500
            Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja  Dep. B                        Rp. 25.000
            Brang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. B                      Rp. 15.000
































BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode harga pokok proses dietrapkan untuk mnegolah informasi biaya produksi dalam perusahaan yang produksinya dilaksanakan secara massa. Metode hraga pokok proses berbeda dengan metode hraga pokok pesanan dalam hal pengumpulan biaya produksi, perhitungan harga pokok per satuan, klasifikasi biaya produksi, pengelompokkan yang dimasukkan dalam unsur biaya overhead pabrik. Di makalah kami disajikan metode harga pokok proses dengan satu departemen dan dua departemen tanpa persediaan brana dalam proses awal.



            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar