MAKALAH
“HARGA POKOK PROSES -
PENGANTAR”
(Makalah ini disajikan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Biaya)
Disusun Oleh :
1. Ani Juliati (153613818951)
2. Vanny Ariani Soro (153613818923)
3. Widhi Kusuma Ngesti (153613818935)
Dosen pengapu :
Khojanah Hasan,
SE,.MM.Ak. CA.
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYAGAMA
MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Akuntansi Biaya
“ Meode Harga Pokok Proses-Pengantar” ini. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Biaya di program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi pada Universitas
Widyagama Malang . Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Khojanah
Hasan, SE,.MM.AK CA selaku dosen pembimbing dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan
sumbangsih positif bagi kita semua.
Malang, 5
Oktober 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode harga pokok proses yang merupakan metode
pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah
produknya secara masal. Di dalam metode ini,biaya produksi dikumpulkan untuk
setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi persatuan
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama
periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses
tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Dengan adanya proses ini, maka dapat
menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.Padasaatmanajemen dituntut untuk membuat peertanggung
jawaban laporan periodek, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa
neraca dan lapora laba rugi. Metode harga pokok proses produk diolah melalaui
satu departemen produksi dan lebih dari satu departemen produksi.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan metode harga proses dengan metode
harga pokok pesanan?
2. Bagaimana metode harga pokok proses produk diolah
melalui satu departemen produksi?
3. Bagaimana metode harga pokok proses produk diolah
melalui dua departemen produksi?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui perbedaan metode harga proses dengan metode harga pokok
pesanan
2.
Metode harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen produksi
3. Metode harga pokok proses produk diolah melalui dua
departemen produksi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perngertian
Metode Harga Pokok Proses
Metode
harga pokok proses adalah metode penentuan harga produk dengan cara
mengumpulkan biya produksi yang terjadi dalam suatu periode tertentu, kemudian
dibagikan sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode bersangkutan.
Perusahaan
yang memiliki karakteristik proses produksi seperti tersebut diatas adalh
perusahaan manufaktur antara lain pabrik semen, pabrik tekstil, terigu, gula,
dan lain – lain.
Metode
harga pokok proses diterapkan pada perusahaan manufaktur yang karakteristik
proses produksinya adalah :
1. Sifat
produksinya continue (terus menerus)
2. Tujuan
produksinya mengisi persediaan gudang
B.
Karakteristik
Metode Harga Pokok Proses
Metode pengumpulan
biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam
perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah :
1.) Produk
yang dihasilkan merupakan produk standar
2.) Produk
yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3.) Kegiatan
produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana
produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
C.
Perbedaan
Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan
Perbedaan
diantara 2 metode pengumpulan biaya tersebut terletak pada :
a) Pengumpulan
biaya produksi
b) Perhitungan
harga pokok produksi per satuan
c) Penggolongan
biaya produksi
d) Unsur
biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik
No
|
Harga Pokok Pesanan
|
Hrga Pokok Proses
|
1.
|
Biaya
dikumpulkan untuk setiap pesanan/ berdasarkan pesanan
|
Biaya
dikumpulkan untuk setiap departemen produksi per periode akuntansi
|
2.
|
Menghitung
harga pokok produksi per satuan dengan cari membagi total biaya yang
dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan
|
Menghitung
harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang
dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan selam periode yang bersangkutan
|
3.
|
Biaya
produksi dipisah menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak
langsung dan biaya overhead pabrik
|
Biaya
produksi digolongkan menjadi biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik
|
4.
|
BOP
terdiri dari biaya bahan penolong, BTKTL, dan biaya produksi lain selain
biaya bahan baku dan BTKL. BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka
|
BOP
terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya penolong dan
biaya tenaga kerja. BOP dibebankan kepada produk sebesar biaya yang
sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
|
D.
Manfaat
Informasi Harga Pokok Produksi
Dalam perusahaan yang
berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka
waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :
1. Menentukan
harga jual produk
Dalam penerapan harga jual produk, biaya
produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di
samping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya. Untuk menaksir biaya
produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi produk dalam jangka waktu
tertentu perlu dihitung unsur – unsur biaya berikut ini :
Taksiran
biaya bahan baku xxx
Taksiran
biaya tenaga kerja langsung xxx
Taksiran
biaya overhead pabrik xxx +
Taksiran
biaya produksi xxx
Kebijakan penetapan harga jual yang
didasarkan pada biaya menggunakan formula penetapan harga jual berikut ini :
Taksiran
biaya produksi untuk jangka waktu tertentu xxx
Taksiran
biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu xxx +
Taksiran
total biaya untuk jang waktu tertentu xxx
Jumlah
produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu xxx
:
Taksiran
harga pokok produk per satuan xxx
Laba
per unit produk yang diinginkan xxx +
Taksiran
harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli xxx
2. Memantau
realisasi biaya produksi
Jika rencana produksi untuk jangka waktu
tertentu telah di putuskan untuk di laksanakan , manajemen memerlukan informasi
biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelakasanaan rencana
produksi tersebut . Oleh karena itu , akuntasi biaya diigunakan untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi yang di keluarkan dalam jangka waktu
tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya
produksi sesuai dengan yang di perhitungkan sebelumnya . Perhitungan biaya
produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu dilakukan
dengan formula berikut ini :
Biaya
produksi sesungguhnya bulan .....
Biaya bahan baku sesungguhnya xxx
Biaya tenaga kerja sesungguhnya xxx
Biaya
overhead pabrik sesungguh nya xxx +
Total
biaya produksi sesungguhnya bulan Rpxx
3. Menghitung
laba atau rugi bruto periode
tertentu
Informasi laba atau rugi bruto periodek
diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi
dan menghasilkan laba atau rugi . Oleh karena itu , metode harga pokok proses
di gunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna untuk menghasilkan
informasi laba atau rugi bruto tiap priode .
Laba atau rugi tiap periode di hitung sebagai berikut
:
Hasil penjualan Rpxx
Persediaan produk dalam proses awal Rpxx
Persediaan
produk dalam proses awal Rpxx
Biaya
Produksi :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rpxx
Biaya TKL sesungguhnya Rpxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rpxx+
Total biaya produksi Rpxx +
Rpxx
Persediaan
produk dalam proses akhir Rpxx -
Harga
pokok produksi Rpxx +
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual Rpxx
Persediaan
produk jadi akhir Rpxx –
Harga
pokok produk yang di jual Rpxx
Laba
bruto Rpxx
4. Menentukan
harga pokok persediaan produk jadi dan
produk dalam proses yang disajikan dalam neraca
Pada saat manajemen dituntut untuk
membuat pertanggungjawaban keuangan periodik , manajemen harus menyajikan
laporan keuangan berupa neraca dan laporan labarugi . Didalam neraca ,
manajemen harus menyajikan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih
dalam proses . Untuk tujuan , tersebut manajemen perlu menyelenggarakan catatan
biaya tiap periode . Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum
laku di jual pada tanggal neraca di sajiakn dalam neraca sebagai harga pokok
persediaan produk jadi .
E.
Metode
Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal
Untuk memberikan
gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam pengumpulan biaya
produksi, berikut ini disajikan contoh penggunaan metode harga pokok proses
yang belum memperhitungkan dampak adanya persediaan produk dalamproses awal.
Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses berikut ini :
1. Metode
harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya
melalui satu departemen produksi
2. Metode
harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui
lebih dari satu departemen produksi
3. Pengaruh
terjadinya produk yang hilang dalam proses terdapat perhitungan harga pokok
produksi per satuan, dengan anggapan :
-
Produk hilang pada awal
proses
-
Produk hilang pada
akhir proses
a)
Metode
harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen produksi
Untuk dapat memahami
perhitungan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses, berikut
diuraikan contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan
yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi tanpa memperhitungkan
adanya persediaan produk dalam proses awal periode.
Contoh :
PT Surya Abadi mengola produknya secara massa melalui
satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Oktober
2015 disajikan sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp.
4.600.000
Biaya bahan penolong Rp.
2.300.000
Biaya tenaga kerja Rp. 11.000.000
Biaya overhead
pabrik Rp.
15.2600.000
Total biaya produksi Rp.
33.1600.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bukan tersebut
adalah :
Produk jadi 2.100
unit
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut:
Biaya
bahan baku : 100%
Biaya bahan penolong : 100%
Biaya tenaga kerja : 50%
Biaya overhead pabrik : 40% 200 unit
Bulan Oktober
2015
Masuk ke dalam proses 2.300
unit
Produk jadi 2.100
unit
Produk dalam proses 200
unit
Untuk menghitung biaya persatuan yang dikeluarkan oleh
perusahaan tersebut, perlu dihitung unit ekuivalensi bulan Oktober 2015 dengan
cara sebagai berikut
1.
Biaya bahan baku
>>>> 2.100 x (100% x 200) = 2.300
2.
Biaya Bahan
penolong >>>> 2.100 x (100% x 200) = 2.300
3.
Biaya tenaga kerja
>>>> 2.100 x (50% x 200) = 2.200
4.
Biaya overhead
parbrik >>>> 2.100 x (40% x 200) = 2.18
Perhitungan Harga
Pokok Produksi Per Satuan
Unsur biaya
produksi
|
Total Biaya
|
Unit
Ekuivalensi
|
Biaya
Produksi per satuan
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(2) : (3)
|
Bahan Baku
|
Rp. 4.600.000
|
2300
|
Rp. 2.000
|
Bahan Penolong
|
Rp. 2.300.000
|
2300
|
Rp. 1.000
|
Tenaga Kerja
|
Rp. 11.000.000
|
2200
|
Rp. 5.000
|
Overhead Pabrik
|
Rp. 15.260.000
|
2180
|
Rp. 7.000
|
Total
|
Rp.
33.160.000
|
|
Rp. 15.000
|
Perhitungan
Harga Pokok Produk Jadi Dan Persediaan Produk Dalam Prose
Harga pokok produk jadi : 2.100 x Rp.15.000
|
|
Rp.31.500.000
|
Harga pokok persediaan produk dalam proses:
|
|
|
BBB : 100% x 200 x Rp. 2.000
|
Rp.400.000
|
|
BBP : 100% x 200 x Rp.
1.000
|
Rp.200.000
|
|
BTK : 50% x 200 x Rp.
5.000
|
Rp.500.000
|
|
BOP : 40% x 200 x Rp.
7.000
|
Rp.560.000
|
|
|
|
Rp.1.660.000
|
Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2015
|
|
Rp.33. 160.000
|
Catatan :
1.
BBB = Biaya bahan
baku
2.
BBP = Biaya bahan
penolong
3.
BTK = Biaya tenaga
kerja
4.
BOP = Biaya
overhead pabrik
PT. Surya Abadi
Laporan Biaya Produksi Bulan Oktober 2015
Data Produksi
|
|
|
Dimasukkan dalam proses
|
|
2.300 unit
|
Produk jadi yang ditransfer
ke gudang
|
|
2.100 unit
|
Produk dalam proses akhir
|
|
200
|
Jumlah produk yang dihasilkan
|
|
2.300 unit
|
Biaya yang dibebankan
dalam bulan Oktober
|
Total
|
Per Unit
|
Biaya bahan baku
|
Rp. 4.600.000
|
Rp. 2000
|
Biaya bahan penolong
|
Rp. 2.300.000
|
Rp. 1000
|
Biaya tenaga kerja
|
Rp. 11.000.000
|
Rp. 5000
|
Biaya overhead pabrik
|
Rp. 15.260.000
|
Rp. 7000
|
|
Rp. 33.160.000
|
Rp. 15.000
|
Perhitungan
Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
|
|
|
2.100 unit @ Rp. 15.000
|
|
Rp. 33.160.000
|
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
|
|
|
Biaya bahan baku
|
Rp. 400.000
|
|
Biaya bahan penolong
|
Rp. 200.000
|
|
Biaya tenaga kerja
|
Rp. 500.000
|
|
Biaya overhead pabrik
|
Rp. 560.000
|
|
|
|
Rp. 1.660.000
|
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam bulan
Oktober
|
|
Rp.
33.160.000
|
Jurnal :
1.
Mencatatat biaya
bahan baku
BDP-BBB Rp.
4.600.000
Persd.
BB Rp. 4.600.000
2.
Mencatat biaya
penolong
BDP-BBP Rp.
2.300.000
Persd.
BB Rp. 2.300.000
3.
Mencatat biaya
tenaga kerja
BDP-BTK Rp.
11.000.000
Gaji dan Upah Rp.
11.000.000
4.
Mencatat biaya
overhead pabrik
BDP-BOP Rp.
15.260.000
Berbagai
rek. Yg di Kredit Rp. 15.260.000
5.
Menghitung harga
pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persd. BJ (produk jadi)
BDP-BBB
(2.100 X Rp. 2.000) Rp.
4.200.000
BDP-BBP
(2.100 X Rp. 1.000) Rp.
2.100.000
BDP-BTK
(2.100 X Rp. 5.000) Rp.
10.500.000
BDP-BOP (2.100 X Rp. 7.000) Rp. 14.700.000
6.
Mencatat harga
pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah pada akhir bulan
Oktober 2015
Persd. BDP Rp.
1.660.000
BDP-BBB Rp. 400.000
BDP-BBP Rp. 200.000
BDP-BTK Rp. 500.000
BDP-BOP Rp. 700.000
b)
Metode
harga pokok proses – produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi
Contoh
perhitungan biaya produksi per satuan, jika produk diolah melalui dua
departemen produksi, dapat diikuti dalam contoh 2 berikut ini :
Contoh
2
PT.
Army memiliki dua departemen produksi yaitu departemen A dan departemen B untuk
menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam
bulan Agustus 2016 adalah :
|
Dep A
|
Dep B
|
Dimasukkan dalam
proses
Produk selesai
yang ditransfer ke Dep. B
Produk selesai
yang ditransfer ke Gudang
Produk dalam
proses akhir bulan
Biaya yang
dikeluarkan bln Agustus 2016 :
Biaya Bahan
Baku
Biaya Tenaga
Kerja
Biaya Overhead
Pabrik
Tingkat
Penyelesaian produk dalam proses akhir:
Biaya Bahan
Baku
Biaya Konversi
|
1000
kg
800
kg
200
kg
Rp.
120.000
Rp.
184.000
Rp.
138.000
100
%
60
%
|
650
kg
150
kg
Rp.
64.000
Rp.
187.500
Rp.
112.500
100%
66
2/3 %
|
Penyelesaian
Departemen A:
1.
Perhitungan
Harga Pokok Produksi Per Satuan Departemen
A
Unsur
Biaya Produksi
(1)
|
Total
Biaya
(2)
|
Unit
Ekuivalen
(3)
|
Biaya Produksi per Kg
(2) : (3)
|
Biaya
Bahan Baku
|
Rp.
120.000
|
800
+ (100% x 200) = 1000
|
Rp.
120
|
Biaya
Tenaga Kerja
|
Rp.
184.000
|
800
+ (60% x 200) = 920
|
Rp.
200
|
Biaya Overhead Pabrik
|
Rp.
138.000
|
800
+ (60% x 200) = 920
|
Rp.
150
|
Total
|
Rp.
442.000
|
|
Rp.
470
|
2. Setelah
biaya produksi per satan dihitung, Perhitungan
harga pokok produk selesai yang ditransfer oleh Departemen A ke Departemen B
dan harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen A pada akhir bulan
Agustus 2016 sebagai berikut :
Harga
pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep B : 800 x Rp. 470 = Rp.
376.000
Harga
pokok persediaan produk dalam proses akhir :
BBB
: 100% x 200 x Rp. 120 = Rp.
24.000
BTK
: 60 % x 200 x Rp. 200 = Rp.
24.000
BOP
: 60 % x 200 x Rp. 150 = Rp.
18.000 +
Rp. 66.000 +
Jumlah biaya produksi
Departemen A bulan Agustus 2016 Rp. 442.000
3. Perhitungan
tersebut di atas kemudian disajikan di dalam Laporan Biaya Produksi :
PT. ARMY
Laporan Biaya
Produksi Departemen A
Bulan Agustus 2016
|
Data Produksi
Dimasukkan
dalam proses 1000
kg
Produk
jadi yang ditransfer ke gudang 800
kg
Produk
dalam proses akhir 200
kg
Jumlah
produk yang dihasilkan 1000
kg
Biaya
yang dibebankan Departemen A dalam bulan Agustus 2016 Total Per Kg
Biaya Bahan Baku Rp.
120.000 120
Biaya Tenaga Kerja Rp.
184.000 200
Biaya Overhead Pabrik Rp.
138.000 150
Jumlah Rp.
442.000 470
Perhitungan Biaya
Harga
pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B 800 x Rp. 470 = Rp.
376.000
Harga
pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya Bahan Baku Rp.
24.000
Biaya Tenaga Kerja Rp.
24.000
Biaya Overhead Pabrik Rp.
18.000
Rp.
66.000
Jumlah
biaya produksi yang dibebankan Departemen A bualn Agustus 2016 Rp.
442.000
|
4. Jurnal Pencatatan
Biaya Produksi Departemen A
Berdasarkan informasi
dalam laporan biaya produksi Departemen A tersebut, biaya produksi yang terjadi
dalam Departemen A dalam bulan Agustus 2016 dicatat dengan jurnal berikut ini :
a. Jurnal
untuk mencatat Biaya Bahan Baku
Barang Dalam Prose –
Biaya Bahan Baku Dep. A Rp. 120.000
Persediaan Bahan
Baku Rp.
120.000
b. Jurnal
untuk mencatat Biaya Tenaga Kerja
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. A Rp.
184.000
Gaji dan Upah Rp.
184.000
c. Jurnal
untuk mencatat Biaya Overhead Pabrik
Brang Dalam Proses –
Biaya Overhead Pabrik Dep. A Rp.
138.000
Berbagai rekening yang dikredit Rp. 138.000
d. Jurnal
untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Departemen A ke
Departemen B :
BBB : 800 x Rp. 120 =
Rp. 96.000
BTK : 800 x Rp. 200 =
Rp. 160.000
BOP : 800 x Rp. 150 =
Rp. 120.000
Barang Dalam Proses –
Biaya Bahan Baku Dep. B Rp.
376.000
Barang Dalam Prose – Biaya Bahan Baku Dep. A Rp. 96.000
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. A Rp.
160.000
Brang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. A Rp. 120.000
e. Jurnal
untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai
diolah dalam Departemen A pada akhir bulan Agustus 2016
Persediaan Produk Dalam
Proses Departemen A Rp.
66.000
Barang Dalam Prose – Biaya Bahan Baku Dep. A Rp. 24.000
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. A Rp.
24.000
Brang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. A Rp. 18.000
Penyelesaian
Departemen B:
1.
Perhitungan
Harga Pokok Produksi Per Satuan Departemen
B
Unsur
Biaya Produksi
(1)
|
Total
Biaya
(2)
|
Unit
Ekuivalen
(3)
|
Biaya Produksi per Kg
(2) : (3)
|
Biaya
Bahan Baku
|
Rp.
64.000
|
650
+ (100% x 150) = 800
|
Rp.
80
|
Biaya
Tenaga Kerja
|
Rp.
187.500
|
650
+ (66 2/3% x 150) = 750
|
Rp.
250
|
Biaya Overhead Pabrik
|
Rp.
112.500
|
650
+ (66 2/3% x 150) = 750
|
Rp.
150
|
Total
|
Rp.
364.000
|
|
Rp.
480
|
2.
Perhitungan
Harga Pokok Produk Jadi dan Produk dalam Proses Departemen B
Harga
pokok produk selesai yang ditransfer Departemen B ke Gudang :
Harga pokok dari Dep A : 650 x Rp. 470 = Rp. 305.500
Biaya yang ditambahkan oleh DepB: 650 x Rp. 480 = Rp. 312.000
Total
harga pokok produk jadi yang ditransfer
Dep B ke Gudang 650 x Rp. 950 = Rp.
617.500
Harga
pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Harga pokok dari Dep. A: 150 x Rp. 470 = Rp. 70.500
Biaya yang ditambahkan oleh Dep. B:
BBB : 100% x 150 x Rp. 80 = Rp. 12.000
BTK : 66 2/3 % x 150 x Rp. 250 = Rp. 25.000
BOP : 66 2/3 % x 150 x Rp. 150 = Rp. 15.000 +
Rp. 52.000 +
Total
harga pokok persediaan produk dalam proses Dep B Rp. 122.500
Jumlah biaya produksi
kumulatif Dep B bulan Agustus 2016 Rp. 740.000
3. Perhitungan
tersebut di atas kemudian disajikan di dalam Laporan Biaya Produksi :
PT. ARMY
Laporan Biaya
Produksi Departemen B
Bulan Agustus 2016
|
Data Produksi
Diterima
dari departemen A 800
kg
Produk
jadi yang ditransfer ke gudang 650
kg
Produk
dalam proses akhir 150
kg
Jumlah
produk yang dihasilkan 800
kg
Biaya
komulatif yang dibebankan Dep B dalam bulan Agustus 2016
Total Per Kg
Harga
pokok dari Dep. A (1000 kg) Rp.
470.000 470
Biaya yang
ditambahkan Dep. B
Biaya Bahan Baku Rp.
64.000 80
Biaya Tenaga Kerja Rp.
187.500 250
Biaya Overhead Pabrik Rp.
112.500 150
Jumlah biaya yang
ditambahkan Dep B Rp.
364.000 480
Total biaya komulatif
Dep B Rp. 834.000 950
Perhitungan Biaya
Harga
pokok produk jadi yang ditransfer ke Gudang
650 x Rp. 950 Rp.
617.500
Harga
pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Harga
pokok dari Dep A 150 x Rp. 470 Rp.
70 500
Biaya yang ditambahkan Dep B:
Biaya Bahan Baku Rp.
12.000
Biaya Tenaga Kerja Rp.
25.000
Biaya Overhead Pabrik Rp.
15.000
Rp.
122.500
Jumlah
biaya produksi komulatif yang dibebankan Dep B bualn Agustus 2016 Rp.
740.000
|
5. Jurnal Pencatatan
Biaya Produksi Departemen A
Berdasarkan informasi
dalam laporan biaya produksi Departemen B tersebut, biaya produksi yang terjadi
dalam Departemen B dalam bulan Agustus 2016 dicatat dengan jurnal berikut ini :
a. Jurnal
untuk mencatat Penerimaan produk dari Dep A
BBB
: 800 x Rp. 120 = Rp. 96.000
BTK
: 800 x Rp. 200 = Rp. 160.000
BOP
: 800 x Rp. 150 = Rp. 120.000
Barang
Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Dep. B Rp.
376.000
Barang Dalam Prose – Biaya Bahan
Baku Dep. A Rp.
96.000
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga
Kerja Dep. A Rp. 160.000
Brang Dalam Proses – Biaya Overhead
Pabrik Dep. A Rp.
120.000
b. Jurnal
untuk mencatat Biaya Bahan Baku
Barang
Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Dep. B Rp.
64.000
Persediaan Bahan Baku Rp.
64.000
c. Jurnal
untuk mencatat Biaya Tenaga Kerja
Barang
Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. B Rp. 187.500
Gaji dan Upah Rp.
187.500
d. Jurnal
untuk mencatat Biaya Overhead Pabrik
Barang Dalam Proses –
Biaya Overhead Pabrik Dep. B Rp.
112.500
Berbagai rekening
yang dikredit Rp. 112.500
e. Jurnal
untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Dep. B ke gudang:
BBB : 650 x (Rp. 470 +
Rp. 80) = Rp. 357.500
BTK : 650 x Rp. 250 =
Rp. 162.500
BOP : 650 x Rp. 150 = Rp. 97.500
Persediaan Produk Jadi Rp.
617.500
Barang Dalam
Proses – Biaya Bahan Baku Dep. B Rp.
357.500
Barang Dalam
Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. B Rp.
162.500
Barang Dalam
Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. B Rp.
97.500
f. Jurnal
untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai
dioalah dalam Dep. B pada akhir bulan Agustus 2016 :
BBB: Rp. 70.500 + Rp.
12.000 = Rp. 82.500
Persediaan Produk Dalam
Proses – Dep. B Rp. 122.500
Barang Dalam Prose – Biaya Bahan Baku Dep. B Rp. 82.500
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dep. B Rp.
25.000
Brang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Dep. B Rp. 15.000
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode harga pokok proses dietrapkan untuk mnegolah informasi biaya
produksi dalam perusahaan yang produksinya dilaksanakan secara massa. Metode
hraga pokok proses berbeda dengan metode hraga pokok pesanan dalam hal
pengumpulan biaya produksi, perhitungan harga pokok per satuan, klasifikasi
biaya produksi, pengelompokkan yang dimasukkan dalam unsur biaya overhead
pabrik. Di makalah kami disajikan metode harga pokok proses dengan satu
departemen dan dua departemen tanpa persediaan brana dalam proses awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar